Pendidikan di Manado memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan kehadiran zending Eropa sejak abad ke-19. Kota ini kemudian berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan di kawasan timur Indonesia. Hingga kini, warisan tersebut masih terasa dalam sistem pendidikan, nilai budaya, dan semangat multikultural yang hidup di Sulawesi Utara.
Jejak Awal Pendidikan oleh Zending Eropa
Pendidikan formal pertama di Manado diperkenalkan oleh misionaris Belanda pada awal abad ke-19. Sekolah zending Kristen didirikan di berbagai wilayah Minahasa, dengan tujuan utama menyebarkan ajaran agama sekaligus meningkatkan literasi masyarakat.
Menurut Kompas, sekolah zending di Minahasa termasuk yang paling awal di Indonesia timur, dan berperan penting melahirkan generasi terdidik.
(Baca juga: Perkembangan Gereja di Manado: Jejak Zending Eropa)
Peran Sekolah Zending
Sekolah zending di Manado mengajarkan baca tulis, ilmu dasar, dan pendidikan agama. Guru-guru lokal yang dididik kemudian melanjutkan estafet pendidikan, sehingga literasi masyarakat Minahasa meningkat pesat.
Tidak heran, pada abad ke-19 Minahasa dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat pendidikan tertinggi di Hindia Belanda.
Pendidikan di Masa Kolonial dan Revolusi
Pada masa kolonial, Belanda memperluas sistem pendidikan dengan mendirikan sekolah rakyat (Volkschool) dan sekolah guru (Kweekschool). Lulusan sekolah ini banyak yang kemudian berperan dalam pergerakan nasional, termasuk tokoh-tokoh asal Sulawesi Utara.
Setelah Indonesia merdeka, pendidikan di Manado semakin berkembang dengan berdirinya sekolah negeri, sekolah Kristen, Katolik, dan kemudian perguruan tinggi.
Pendidikan Era Modern di Manado
Kini, pendidikan di Manado meliputi berbagai tingkatan, mulai dari sekolah dasar hingga universitas. Beberapa institusi ternama seperti Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) menjadi pusat pendidikan tinggi di Indonesia timur.
Selain itu, sekolah-sekolah Kristen warisan zending tetap eksis, bersaing dengan sekolah negeri maupun swasta modern.
Multikulturalisme dalam Pendidikan
Manado dikenal sebagai kota multikultural, dan hal ini tercermin dalam dunia pendidikan. Toleransi antaragama, keberagaman budaya, dan semangat gotong royong menjadi bagian dari kurikulum sosial.
Festival seni, olahraga, dan kegiatan akademik antar sekolah turut memperkuat identitas Manado sebagai kota pendidikan yang inklusif.
Kesimpulan
Pendidikan di Manado adalah perjalanan panjang dari jejak zending Eropa hingga era modern. Dari sekolah sederhana yang dibangun misionaris hingga kampus besar di era digital, pendidikan tetap menjadi fondasi penting bagi kemajuan Sulawesi Utara.
Warisan sejarah ini kini berpadu dengan inovasi modern, menjadikan Manado pusat pendidikan yang maju, multikultural, dan berdaya saing.





